Minggu, 02 Maret 2014

ANNELIDA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

            Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin kecil; oidos = bentuk) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun, Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana. Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagiaan hidup di tanah atau tempat-tempat lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
            Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot.
Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor merupaka npori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.
            Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris). Annelida diklasifikasikan  menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea

1.2  Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah ciri-ciri atau karakteristik dari Annelida?
2.      Bagaimana habitat dari Annelida ?
3.      Bagaimana morfologi dan antomi dari Annelida ?
4.      Di manakah proses-proses fisiologi Annelida ?
5.      Bagaimana klasifikasi dari Annelida ?
6.      Apakah peranan Annelida bagi kehidupan ?

1.3  Tujuan
  1. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri atau karakteristik dari Annelida.
  2. Untuk mengetahui dan memahami habitat dari Annelida.
  3.  Untuk mengetahui dan memahami morfologi dan antomi dari Annelida.
  4. Untuk mengetahui dan memahami proses-proses fisiologi pada Annelida.
  5. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi dari Annelida.
  6. Untuk mengetahui peranan Annelida bagi kehidupan.












BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ciri-ciri atau Karakteristik dari Annelida
            Annelida merupakan cacing yang memiliki tubuh bersegmen-segmen. Cacing ini dapat hidup didalam tanah yang lembab, di dalam laut, dan dalam air tawar. Annelida mempunyai ciri-ciri, yaitu:
1.      Tubunya simetri bilateral, tubuhnya panjang dan mempunyai segmen-segmen yang jelas.
2.      Mempunyai alat gerak berupa bulu-bulu kaku (setae) di setiap segmen tubuhnya (tidak terdapat pada beberapa bentuk), misalnya Polychaeta mempunyai tentakel pada kepalanya dan setae pada bagian-bagian tubuh yang menonjol ke arah lateral atau pada lobi laterales yang disebut parapodia.
3.      Badan cacing annelida ditutupi oleh kutikula yang licin dan bersifat glanduler. Kutikula yang dimiliki annelida terletak di atas ephitelium.
4.      Mempunyai lapisan-lapisan otot circuler dan longitudinal pada dinding badan dan tractus digestivus. Tractus digestivusnya lengkap, tubuler, dan memanjang sesuai dengan sumbu badan.
5.      Cacing yang merupakan anggota dari annelida sudah mempunyai rongga badan (celom) dan umumnya terbagi oleh septa.
6.      Sistem cardiovaskuler pada annelida merupakan sistem yang tertutup, pembuluh-pembuluh darahnya membujur dengan cabang-cabang kecil (kapiler) pada setiap segmen (metamer) serta mempunyai plasma darah yang mengandung hemoglobin.
7.      Respirasi pada annelida dilakukan dengan kulit atau dengan branchia.
8.      organ excretoria terdiri atas sepasang nefridia yang terdapat pada setiap segmen.
9.      Annelida mempunyai sistem nervosum yang terdiri atas sepasang ganglia cerebrales pada ujung dorsal otak. Sepasang ganglia ini  berhubungan dengan berkas saraf medio-ventral yang memanjang di sepangjang tubhnya. Ganglia ini terdapat pada setiap segmen. Pada tubuh annelida juga terdapat sel-sel tangoreceptor dan photoreceptor.
10.  Annelida kebanyakan bersifat hermaprodit (Radiopetro, 1983).

2.2  Habitat Annelida
            Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, tetapi juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
            Cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini akan keluar ke permukaan tanah pada saat-saat tertentu saja. Pada siang hari, cacinga tanah tidak pernah keluar, kecuali jika pada saat itu terjadi hujan yang cukup mengenai liang itu. Cacing-cacing tersebut akan keluar di pagi hari sesudah hujan. Dalan keadaan normal, cacing tanah tersebut akan pergi ke permukaan tanah pada malam hari. Dalam keadaan yang sangat dingin atau sangat kering, cacing itu akan masuk ke dalam liang dan seringkali sampai sedalam 8 kaki. Dalam keadaan ini, beberapa cacing seringkali melinhkar bersama-sama, dengan di atsnya adalah lapisan tanah yang bercampur lendir (Kastawi, 2005).

2.3  Morfologi dan Anatomi tubuh Annelida
            Bagian tubuh annelida tersegmentasi dan masing-masing segmen tersebut menyediakan fungsi struktural pentingSegmentation can help the earthworm move.. Each segment or section has muscles and bristles called setae.Setiap segmen atau bagian memiliki otot dan bulu yang disebut setae. The bristles or setae help anchor and control the worm when moving through soil.Bulu atau setae tersebut membantu dan mengontrol cacing ketika bergerak di tanah. The bristles hold a section of the worm firmly into the ground while the other part of the body protrudes forward. Bulunya memegang bagian cacing kuat ke dalam tanah sedangkan bagian tubuh lainnya menjorok ke depan. The earthworm uses segments to either contract or relax independently to cause the body to lengthen in one area or contract in other areas. Segmentation helps the worm to be flexible and strong in its movement. If each segment moved together without being independent, the earthworm would be stationary. Segmentasi membantu cacing bergerak dengan fleksibel dan kuat dalam gerakannya tersebut. Jika setiap segmen bergerak bersama-sama tanpa independen, cacing tanah akan stasioner (Anonim a, Tanpa tahun).

            Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang silindris, dengan ± 2/3 bagian posteriornya sedikit memipih kea rah dorsoventral. Tubuh bersegmen-segmen dan jelas ada annuli external bersesuaian dengan jumlah segmen dalam, yaitu ± 150 segmen dalam seluruh tubuh. Warna tubuh permukaan atas (facies dorsalis) berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis kelihatan jelas; permukaan bawah (facies ventralis) lebih pucat, umumnya merah jambu dan kadang-kadang putih. Mulut terdapat di ujung anterior pada bagian yang disebut prostomium, yang tidak merupakan segmen yang sebenarnya; bagian ventral mulut dibatsai oleh prestomium, yang merupakan segmen pertama. Anus terletak pada ujung segmen yang terakhir. Pada segmen-segmen ke 32-37, terdapat penebalan kulit ialah clitellum. Clitellum ini jelas pada bagian dorsal dan lateral, dimana di sini tidak terdapat annuli. Pada tiap-tiap segmen terdapat 4 apsang setae, kecuali segmen pertama dan terakhir; 2 pasang di lateral dan 2 pasang lainnya di ventro-lateral. Setae berguna sebagai alat gerak bagi cacing tanah, yang digerakkan oleh musculus retractor.
Cacing Tanah eksternal anatomi
Anatomi Eksternal dari Lumbricus terrestris (http://cronodon.com/BioTech/Earthworm.htm, diakses 2 April 2010)


Dinding tubuh dari Lumbicus terrestris (http://cronodon.com/BioTech/Earthworm.html, diakses 2 April 2010)

           

Struktur dari Kutikula Lumbricus terrestris

Struktur epidermis dari Lumbricus terrestris


            Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat beberapa lubang-lubang muara keluar dari berbagai alat atau organ-organ di dalam tubuh. Lubang-lubang tersebut, ialah: (a) mulut, berbentuk bulan sabit yang terletak di medio ventral segmen pertama; (b) anus, terletak pada segmen terakhir; (c) lubang muara keluar receptaculum seminalis berupa 2 pasang pori yang terletak di antara segmen ke-9 dan ke-10 dan di antara segmen ke-10 dan ke-11; receptaculum seminalis ialah tempat penyimpan sperma; pori ini mudah terlihat; (f) pori dorsales merupakan lubang muara keluar coelom; pori ini terletak di medio-dorsal pada tepi anterior pada tiap segmen, segmen ke-8 atau ke-9, sampai ujung posterior tubuh; (g) sepasang nephridiopor, merupakan lubang muara keluar dari saluran ekskresi dan terletak pada tiap segmen, kecuali segmen terakhir dan segmen pertama.
            Jika tubuh cacing dipotong membujur melalui dinding tubuh bagian dorsal, akan nampak bahwa di antara saluran pencernaan dan dinding tubuh terdapat rongga tubuh atau coelom. Coelom ini terbagi menjadi bagian-bagian kecil oleh septa. Bagian-bagian kecil ini disebut segmen; tetapi di antara segmen 1 dan 2 tidak terdapat septum, sedang di antara segmen 3 dan 4 septumnya tidak lengkap, demikian juga septum di antara segmen 17 dan 18. Dinding coelom dibatasi oleh suatu epithelium yang disebut  peritoneum. Suatu cairan yang tidak berwarna mengisi coelom ini dan mengalir dari satu segmen ke segmen yang lain. Saluran pencernaan lurus dan menembus septa. Di sebelah dorsal saluran pencernaan terdapat aorta dorsalis, sedangkan di sebelah ventralnya terdapat aorta ventralis (Kastawi, 2005).

Struktur dalam (irisan melintang dan membujur) Lumbricus terrestris
2.4  Proses-proses Fisiologi Annelida
2.4.1        Sistem Gerak
            Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu stratum circulare dan stratum longitudinal. Stratum circulare adalah lapisan otot yang terletak di sebelah luar, sedangkan stratum longitudinale adalah lapisan otot yang terletak di sebelah dalam. Gerakan pada cacing terjadi karena adanya kontraksi dari musculi yang akan menimbulkan gerakan menggelombang. Dinding intestin juga mempunyai lapisan otot, yaitu stratum longitudinale. Apabila stratum longitudinale ini melakukan kontraksi maka akan terjadi suatu gerakan peristaltik. Gerakan peristaltik inilah yang akan menyebabkan makanan terdorong di dalam saluran percernaan serta dapat mendorong sisa-sisa pencernaan keluar. Selain itu, di dalam dinding-dinding pembuluh darah dan pharynx juga terdapat musculi yang merupakan musculi yang melekatkan pharynx pada dinding tubuh.
           
Bagian dinding tubuh ventral dari Lumbricus terrestris yang menggambarkan berbagai otot yang saling berhubungan

            Setae pada annelida digeerakkan oleh berkas otot, yaitu musculus protactor dan musculus retractor. Musculus protactor inilah yang menyebabkan setae terdorong keluar, sedangkan musculus retractor menyebabkan setae tertarik kembali atau masuk ke dalam rongganya (Kastawi, 2005).
Susunan dari sebuah setae dan jaringan di sekitarnya

        Setae inilah yang merupakan ciri khas dari Annelida. Chaetae (also called setae) are bundles of chitinous, thin-walled cylinders held together by sclerotinized protein.Chaetae (juga disebut setae) adalah kumpulan chitinous, silinder berdinding tipis yang dibentuk bersama oleh protein sclerotinized. They are produced by a microvillar border of certain invaginated epidermal cells and so can be defined as cuticular structures that develop within epidermal follicles. Mereka diproduksi oleh perbatasan microvillar sel epidermis tertentu invaginated dan dapat didefinisikan sebagai struktur cuticular yang berkembang dalam folikel epidermis. Chaetae show a huge amount of variation, from long thin filaments (capillary chaetae) to stout multi-pronged hooks (Fig. 3).Setae menunjukkan jumlah besar variasi, dari filamen tipis panjang (chaetae kapiler) (Rouse, 2002).Apart from annelids, chaetae are found in Echiura and Brachiopoda.
chaetae dari Annelida
Setae pada Annelida


2.4.2    Sistem Respirasi
          Cacing tanah tidak mempunyai paru-paru sehingga cacing ini bernapas melalui kulitnya. Oxygen and carbon dioxide pass through the earthworm's skin by diffusion. Pertukaran Oksigen dan karbon dioksida terjadi secara difusi melalui kulit cacing. For diffusion to occur, the earthworm's skin must be kept moist. Body fluid and mucous is released to keep its skin moist. Untuk mempertahankan terjadinya proses difusi tersebut, kulit cacing ini harus tetap lembab. Cairan lendir akan dilepaskan untuk menjaga kelembaban kulitnya. Earthworms therefore, need to be in damp or moist soil. Oleh karena itu, cacing perlu berada dalam tanah basah atau lembab. This is one reason why they usually surface at night when it is possibly cooler and the “evaporating potential of the air is low.” (www.amonline.net.au/factsheets/earthworms.htm) Earthworms have developed the ability to detect light even though they cannot see. Inilah salah satu alasan mengapa mereka biasanya keluar pada malam hari, mungkin ketika itu keadaannya lebih dingin dan potensi penguapan yang terjadi pada tubuh cacing tanah akan menjadi rendah Cacing tanah memiliki jaringan yang sensitif terhadap cahaya, yaitu jaringan yang terletak pada bagian kepala. Jaringan inilah yang memungkinkan cacing tanah mendeteksi mendeteksi cahaya pada siang hari yang dapat empengaruhi kelembaban tubuh cacing tersebut (Anonim a, Tanpa tahun)

Cacing tanah bernapas melalui kulitnya

2.4.3        Sistem Pencernaan Makanan
            Saluran pencernaan makanan cacing tanah sudah lengkap dan sudah terpisah dari sitem cardiovasculer. Saluran pencernaan ini terdiri dari mulut, pharinx, esophagus, proventriculus, ventriculus, intestin, dan anus. Masing-masing organ yang menyusun sistem pencernaan mempunyai fungsi tertentu.
            Mulut cacing tanah terletak di dalam rongga oris atau rongga buccale. Pharynx terdapat di dalam segmen ke-4 dan ke-5 yang memiliki sifat musculer ddan berfungsi untuk mengisap partikel-partikel makanan. Esophagus terletak di ujung pharynx memanjang dari segmen ke-6 sampai segmen ke-14. Bagian ujung eshopagus ini akan membesar untuk menyimpan makanan, bagian inilah yang disebut dengan Proventriculus. Lanjutan ke arah belakang dariproventrikulus akan membentuk ventrikulus yang terletak pada segmen ke 17 dan  ke-18 dan berfungsi untuk mencernakan makanan. Intestin merupakan lajutan ke ujung dari ventrikulus. Dinding intestin bagian dorsal melekuk ke dalam intestin sehingga membentuk kantong yang disebut dengan typhlosole yang berfungsi untuk memperluas permukaan intestin sehingga sari-sari makanan yang disbsorbsi lebih banyak (Kastawi, 2005).

Irisan melintang dari bagian Pharyngeal (segmen ke-4)


Irisan melintang tubuh pada segmen ke-10

            Makanan cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Makanan-makanan itu diambil melalui mulutnya. Kemudian meuju esophagus dan masuk ke dalam ventrikulus. Di sini makanan dicerna menjadi partikel-partikel halus. Dari ventrikulus inilah makanan akan bergeran menuju intestin. Dalam intestin, makanan akan dicerna lebih lanjut sehingga menjadi partikel-partikel yang lebih kecil yang dapat diabsorbsi oleh dinding intestin tersebut. Usus itu terdapat  sepanjang bagian tubuh menuju ke anus (Kastawi, 2005).
Penampang melintang Lumbricus terrestris
Gambar 4


Saluran Pencernaan makanan pada cacing tanah


2.4.4        Sistem Sirkulasi
            Sistem organ penting lainnya adalah sistem peredaran darah. Cacing tanah memiliki sistem peredaran darah tertutup. An earthworm circulates blood exclusively through vessels. There are three main vessels that supply the blood to organs within the earthworm. Ada tiga pembuluh darah utama yang mengedarkan darah  menuju organ dalam tubuh cacing. These vessels are the aortic arches, dorsal blood vessels, and ventral blood vessels. Bagian  ini adalah lengkungan aorta, pembuluh darah punggung, dan pembuluh darah ventral. The aortic arches function like a human heart. Lengkungan aorta berfungsi seperti jantung manusia. There are five pairs of aortic arches, which have the responsibility of pumping blood into the dorsal and ventral blood vessels. Ada lima pasang lengkung aorta, yang berfungsi untuk memompa darah ke pembuluh darah ventral dan dorsal. The dorsal blood vessels are responsible for carrying blood to the front of the earthworm's body. The ventral blood vessels are responsible for carrying blood to the back of the earthworm's body. Pembuluh darah dorsal ini berfungsi untuk membawa darah ke bagian depan tubuh cacing tanah itu sedangakan pembuluh darah ventral yang bertugas untuk membawa darah ke bagian belakang tubuh cacing tanah itu (Anonim a, Tanpa tahun).
            Dinding tubuh cacing tanah kaya dengan darah. Capillaries (tiny blood vessels) form loops inside the body wall, extending to just Kapiler (pembuluh darah kecil) membentuk loop di dalam dinding tubuh. Kapiler ini hanya memperluas bagiannya beneath the epidermis.di bawah epidermis. These capillaries help give the worm its red-brown colour and have a respiratory function - oxygen diffuses across Kapiler inilah yang  membantu memberikan cacing merah-warna coklat dan memiliki fungsi pernafasan – oksigen akan berdufusi di kutikula dan epidermis. Oksigen akan diserap dengan cepat oleh pigmen yang terdapat di dalam darah yang kemudian akan berdifusi di sepanjang bagian dinding dengan cepat. Dengan cara inilah kulit cacing memiliki fungsi yang mirip dengan lapisan paru-paru mamalia. Pada proses ini, karbondioksia dan gas yang tidak diperlukan (gas buangan) juga akan dibawa dalam darah dan akan berdifusi keluar melalui epidermis (Anonim b, Tanpa tahun).

Panampang melintang dinding tubuh dari Lumbricus terrestris

Suplai darah menuju dinding tubuh dari Lumbricus


Sistem Peredaran darah pada Annelida
            Darah berfungsi untuk mengangkut oksigen, sari-sari makanan, sisa-sisa metabolisme, dan substansi-substansi lain. Pada saan darah mengalir menuju kulit, hemoglobin mengikat CO2, CO2 keluar melalui kulit sedangkan O2 dari udara masukke dalam tubuh cacingtanah melaui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin membentuk oxyhemoglobin. Dalam proses respirasi, jaringan memerlukan adanya O2. darah mengalir dari dinding tubuh ke kapiler-kapiler dalam jaringan-jaringan. Pertukaran zat-zat di antara darah dan jaringan terjadi di dalam rongga-rongga lympha yang sangat kecil. Darah juga mengangkut substansi-substansi lain, seperti sekresi kelenjar-kelenjar.
            Di samping sel-sel darah atau korpuskula, daran juga terdiri dari bagian cair yang disebut dengan plasma darah. Plasma darah dan beberapa korpuskula memebentuk lympha, yang keluar dari aliran darah melalui kapiler-kapiler menuju ke jaringan-jaringan. Lympha mengangkut O2 darah ke jaringan-jaringan dan mengangkut CO2 dan sisa-sisa metabolisme masuk ke dalam peredaran darah melalui kapiler-kapiler darah (Kastawi, 2005).

2.4.5        the cuticle and epidermis into the body wall where it is rapidly absorbed by pigments in the blood and carried away to create a diffusion2.4222Sistem Ekskresi
            Hampir semua segmen cacing yang memiliki sepasang metanephridia yang kompleks. Dalam spesimen segar ini mudah dilihat pada kedua sisi setiap segmen. Metanephridia ini  besar, berwarna pucat, dan berdinding tipis.   Each consists of a ciliated funnel, or nephrostome (nephr = kidney, stome = mouth), which opens from the coelomic cavity into a long, tortuously coiled tubule that penetrates the posterior septum of the segment and opens to the outside via a nephridiopore in the wall of the adjacent segment (Fig 13-61A, 13-65BMasing-masing terdiri dari saluran bersilia  yang disebut nephrostome (nephr = ginjal, stome = mulut)  yang membuka dari rongga selom menjadi tortuously (Fox, 2007)
Reproductive System.
           
            Silia pada nephrostome dapat bergetar. Getaran yang terjadi ini akan menimbulkan aliran cairan tubuh yang mengandung sisa-sisa metabolisme dari celom masuk ke dalam saluran ekskresi. Kemudian cairan ini keluar dari tubuh cacing melalui nephridioporus, yaitu sebuah lubang kecil yang merupakan muara keluar dari saluran ekskresi dan terletak pada permukaan ventral tubuh cacing. Di antara nephrostoma dan saluran ekskresi terdapat sekat yang disebut septum intersegmentale (Kastawi, 2005).







2.4.6        Sistem Saraf
            Sistem saraf (sistem nervosum) cacing tanah terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam segmen yang ke-3 dan terdiri atas ganglion celebrale, berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya. Ganglion celebrale tersusun dari 2 kelompok sel-sel saraf dengan comissura. Ganglion celebrale ini terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke-3.
Bagian anterior dari sistem saraf pusat Lumbricus

            Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf yang menginnervasi daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel-sel tersebut, yang kedua adalah cabanga saraf yang menuju ventral dan melingkari pharynk. Saraf ini disebut commissura ciecumpharyngeale yang berhubungan dengan berkas saraf ventralis (Kastawi, 2005).

Sistem saraf Lumbricus (potongan bagian dorsal)



Susunan saraf pada segmen Lumbricus
            Saraf yang berjalan sepanjang dinding tubuh melewati bagian yang terletak di antara otot sirkuler dan lapisan luar longitudinal dalam tembok. They Saraf ini mengeluarkan cabang-cabang yang membentuk pleksus intermuskularis dan pleksus subepidermal. Pleksus pada dasaranya adalah bagian sel saraf yang dihubungkan bersama-sama dalama dua dimensi gris sebagian besar atau matriks. Pleksus subepidermal terdapat di bawah epidermis atau luar sel lapisan dinding tubuh dan innervates berbagai sensor yang terkait dengan kulit cacing tersebut (Anonim b, Tanpa tahun).

2.4.7        Sistem Reproduksi
            Cacing tanah bersifat hermaprodit. Sepanjang ovarium menghasilkan ova dan terletakdi dalam segmen ke-13. kedua oviduknya juga terletak di dalam segemn ke-13 dan ininfudibulumnya bersilia. Oviduk tadi melalui septum yang terletak di antara segmen ke-13 dan ke-14. pada segmen ke-14 inilah segmennya membesar membentuk kantong telur. Testes:ductus spermaticus atau vasa deferentia masing-masing ada dua pasang, sedangkan vesikula seminalisnya ada 3 pasang. Testes terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesicula seminalis. Ductus spermaticus mulai dari testes bagian ujung kemudian terus menuju ke posterior sampai segmen ke-15. Pada segmen ini jugalah ductus itu bermuara keluar.
            Spermatozoa yang telah meninggalkan testes akan masuk ke dalam vesicula seminalis dan selanjutnya tersimpan di dalamnya. Walaupun cacing tanah bersifat hermaprodit, tetapi tidak terjadi autofertilisasi. Receptaculum seminalis merupakan tempat penampung spermatozoa yang terdapat di antara segmen-segmen 9 dan 10 serta pada segmen 10 dan 11 (Kastawi, 2005).








Sistem reproduksi pada cacing tanah

2.4.7.1  Cara Kopulasi
            Cara kopulasi dari cacing annelida terjadi pada saat ekor dari dua cacing tanah saling berdekatan. Perilaku ini diikuti dengan saling merapatkan diri pada bagian ventral segmen-segmen ke-9 sampai ke-11. Pada saat inilah cacing akan membentuk pipa lendir kemudian masing-masing cacing itu akan mengeluarkan spermatozoa dari masing-masing vesicula seminalisnya. Spermatozoa dari cacing yang satu akan masuk ke dalam receptaculum seminalis cacing yang lain melalui pipa lendir. Hal ini juga akan terjadi sebaliknya.
            Setelah itu, masing-masing cacing tadi saling memisahkan diri dengan tetap membawa bagian pipa lendirnya. Di dalam pipa lendir ini, cacing akan mengeluarkan suatu substansi dan kemudian membentuk kantong (cocon). Kantong inilah yang akan menuju ke atas segmen ke-14 dan menerima ova dan di atas segmen ke-9 sampai segmen ke-11 akan menerima spermatozoa. Di dalam cocon inlah, terjadi pembuahan antara spermatozoa dan ova. Hasil dari fertilisasi antara spermatozoa dan ova yang nantinya akan mengalami perkembangan menjadi cacing-cacing muda (Kastawi, 2005).


Text Box:


















Reproduksi Cacing tanah (saat kopulasi)

2.4.7.2  Regenerasi
            Cacing tanah dari genus Lumbricus dan Pheretima juga mempunyai kemampuan untuk beregenerasi seperti pada kebanyakan avertebrata. Kemampuan regenerasi pada cacing bergantung pada bagian tubuh yang dipotong. Apabila seekor cacing tanah dipotong menjadi dua bagian, maka yang terjadi pada bagian anterior adalah membentuk bagian ekor baru, sedangkan bagian potonga posteriornya akan membentuk kepala baru, tetapi prosesnya lambat (Kastawi, 2005).

2.5  Klasifikasi Annelida
            Filum Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kelsa Polychaeta, kelas Oligochaeta, dan kelas Hirudinae.
2.5.1        Kelas Polychaeta
            Anggota kelas Polychaeta mempunyai segmen-segmen yang jelas pada tubuhnya. Coelom pada cacing kelas ini terbagi oleh septa intersegmental. Anggota dari Polychaeta hidup di laut serta mempunyai setae yang banyak (poli = banyak dan setae = rambut-rambut kaku). Setae terjadi dari bagian dinding tubuh yang spesial yang dinamakan parapodia. Cacing-cacing Polychaeta mempunyai kepala yang jelas dan dilengkapi sejumlah alat tambahan atau extremitas hampir bersifat gonochoristis. Cacing Polychaeta mengalami fertilisasi eksternal, perkembangan melalui stadium larva yang disebut dengan trochopora. Beberapa contoh dari anggota kelas Polychaeta adalah Nereis¸ Chartopretus, Arenicola Spirorbis, Serpula, dan Nereis (Kastawi, 2005).
            Polychaeta merupakan  kelompok yang besar dan sangat beragam. Around 10,000 species have been described. Sekitar 10.000 spesies telah ditemukan. Most are marine. Polychaeta dapat ditemukan dengan sangat banyak di berbagai daerah. Anggota kelas polychaeta memainkan peran ekologi yang penting, di satu sisi sebagai predator bagi invertebrata kecil dan di sisi lain sebagai makanan untuk ikan dan invertebrata yang besar (Myers, 2001).

Anatomi Polychaeta (membujur)
File:Polychaeta anatomy en.svg

Anatomi Polychaeta (irisan melintang)

Text Box:                                          
     Arenicola marina             Capitella capitala      Chaetopterus variopedatus

                                            
  Nephtys hombergii            Neanthes succinea               Lanice conchilega

                            
Sabellaria alveolata                    Sabellastarte                Serpula vermicularis
 

























Beberapa contoh anggota kelas Polychaeta
2.5.2        Kelas Oligochaeta
            Anggota kelas Oligochaeta meliputi cacing tanah dan beberapa spesies yang hidup dalam air tawar. Tubuh dari Oligochaeta juga memiliki segmen-segmen yang jelas dengan jumlah setae yang sedikit (oligos = sedikit dan setae = rambut kaku atau setae). Tubuh cacing yang merupakan anggota kelas Oligochaeta umumnya berbentuk silinder panjang (panjang tubuhnya kira-kira 18 cm) dengan diameter tubuhnya kira-kira 0,935 cm.
            Ciri-ciri dari anggota kelas Oligochaeta, yaitu setae tidak terdapat pada parapodia, prostomiumnya jelas tetapi umumnya tanpa extremitas, bersifat hermaprodit, testis dan ovariumnya terdapat pada segmen-segmen bagian anterio dan testis selalu terletak di sebelah anterior ovarium, ductus genitalisnya bermuara ke dalam suatu rongga yang disebut dengan spermatheca, reproduksi pada cacing Oligochaeta dilakukan dengan fertilisasi silang, ovanya terdapat di dalam cocon atau kantong, pertumbuhan atau perkembangan secara langsung tanpa melalui stadium larva (Kastawi, 2005).
            Kelas Oligichaeta dibagi menjadi dua ordo, yaitu ordo Terricolae dan ordo Limicolae. Ordo terricolae merupakan Oligichaeta yang bersifat terrestrial, yaitu cacing yang hidup di tanah. Ordo limicolae merupakan Oligichaeta yang bersifat aquatis. Beberapa contoh dari ordo terricolae adalah Lumbricus, Allolobophora, dan Eutyphoeus sedangkan contoh dari ordo limicolae antara lain Tubifex, Stylaria, dan Aelosoma (Radiopetro, 1983).
Bagian dorsal dari oligochaeta
Text Box:                            
        Amynthas cortices           Apporectodae caliginosa    Eudrilus eugeniae

                            
            Lumbricidae     Lumbricidae                Megascolides australis
 




















Beberapa contoh kelas Oligochaeta

2.5.3        Kelas Hirudinae
            Pada keadaan diam atau istirahat tubuh Hirudinaei (hirudo = lintah) berbentuk langsing atau oval dan memipih ke arah dorsoventral. Pada permukaan tubuhnya terdapat banyak lekukan-lekukan atau annuli dan tidak terdapat setae (kecuali pada Acanthobdella) atau parapodia, pada ujung anterior dan ujung posterior beberapa segmen mengalami beberapa perubahan bentuk alt penghisap (batil penghisap). Dengan demikian pada tubuh seekor lintah terdapat dua batil penghisap, yaitu satu di ujung anterior yang terletak di sekitar mulut dan satu lahi di ujung posterior. Batil penghisap ini berfungsi untuk melekatkan diri pada permukaan tubuh hewan atau manusia yang akan dihisap darahnya (Kastawi, 2005).
            Kelas Hirudinae dapat dibagi menjadi beberapa famili, diantaranya famili Acanthobdellidae, Rhynchobdellidae, dan Gnathobdellidae. Acanthobdellidae merupakan famili bentuk peralihan antara Oligichaeta dan Hirudinea. Famili ini hanya memiliki satu genus, yaitu Acanthobdella. Rhynchobdellidae merupakan cacing hirudinae yang hidup di laut dan di air tawar, darahnya tidak berwarna, proboscis dapat ditonjolkan, dan tidak mempunyai rahang. Famili Gnathobdellidae merupakan cacing yang mempunayi darah berwarna merah, tanpa proboscis, tetapi umumnya mempunyai rahang. Gnathobdellidae ada yang bersifat aquatis (hidup dalam air tawar) dan ada juga bersifat terrestrial (Radiopetro, 1983).
 


























Anatomi Hirudo medicinalis



Text Box:






Penampang melintang tubuh cacing Hirudinae (http://bio.classes.ucsc.edu/bio136/annelids/hirudinea/hirudinea.html, diakses 2 April 2010)
Text Box:                      
             Haemanteria ghilianii                               Hirudinidae

                               
        obat lintah Hirudo medicinalis                 Macrobdella hiasan


            eLintah kebanyakan ditemukan di habitat air tawar, tetapi sedikit yang laut dan di beberapa darat (tetapi mereka membutuhkan tempat yang hangat dan kondisi yang basah). Most are either carnivorous or parasitic. Sebagian besar dari lintah adalah  karnivora atau parasit. Medicinal leeches were used for centuries by physicians to control diseases that were believed to be caused by an excess of blood.. Lintah ada yang memiliki peran sebagai obat yang telah digunakan selama berabad-abad oleh dokter untuk mengontrol penyakit yang diyakini disebabkan kelebihan darah. Interest in using leeches has revived recently among surgeons trying to reattach severed limbs or digits, for it turns out that leeches are able to do a better job of controlling swelling in the reattached limb (while minute veins grow and reconnect) than can surgeons. Selain itu, lintah juga mampu melakukan pekerjaan pengendalian pembengkakan di tungkai yang telah disambungkan (Myers, 2001).














Beberapa contoh anggota kelas Hirunidae(http://bio.classes.ucsc.edu/bio136/annelids/hirunidae/hirunidae.html, diakses 2 April 2010)
2.6  Peranan Annelida
           
            Annelida, khususnya cacing tanah juga mempunyai peranan dalam kehidupan. Cacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam pertanian. Liang tanah yang dibuat oleh cacing tanah dapat meningkatkan drainase dan aerasi tanah. Cacing tanah juga dapat melunakkan tanah sehingga memungkinkan penetrasi akar dari suatu tumbuhan menjadi lebih mudah. Cacing tanah dapat mempercepat pembentukan humus. Tidak hanya itu, bagian tanah yang melaui hasil pencernaan kanal dalam partikel tanah dapat menjadi tanah ke tekstur yang lebih halus serta cacing tanah ini mempunyai kemampuan untuk mengurangi keasaman tanah (Anonim, 2009).






















4.

7.
BAB III
PENUTUP

3.1      Kesimpulan
           
1.      Annelida merupakan cacing yang memiliki tubuh bersegmen-segmen, dapat hidup didalam tanah yang lembab, di dalam laut, dan dalam air tawar, tubunya simetri bilateral, mempunyai alat gerak berupa bulu-bulu kaku (setae) di setiap segmen tubuhnya, badan cacing annelida ditutupi oleh kutikula, mempunyai lapisan-lapisan otot circuler dan longitudinal pada dinding, mempunyai rongga badan (celom) dan umumnya terbagi oleh septa.
2.      Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, tetapi juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
3.      Bagian tubuh annelida tersegmentasi dan masing-masing segmen tersebut menyediakan fungsi struktural penting. Mulut terdapat di ujung anterior pada bagian yang disebut prostomiumAnus terletak pada ujung segmen yang terakhir. Clitellum ini jelas pada bagian dorsal dan lateral. Setae berguna sebagai alat gerak bagi cacing tanah, yang digerakkan oleh musculus retractor. Jika tubuh cacing dipotong membujur melalui dinding tubuh bagian dorsal, akan nampak bahwa di antara saluran pencernaan dan dinding tubuh terdapat rongga tubuh atau coelom. Coelom ini terbagi menjadi bagian-bagian kecil oleh septa. Di sebelah dorsal saluran pencernaan terdapat aorta dorsalis, sedangkan di sebelah ventralnya terdapat aorta ventralis
4.      Saluran pencernaan pada Annelida lengkap, sistem cardiovasculer merupakan sistem tertutup dan plasma darah mengandung hemoglobin, respirasi pada annelida dilakukan memalui kulit atau dengan branchia, organ ekskresi annelida terdiri atas sepasang nephridia yang terdapat pada setiap segmen, sistem nervosumnya terdiri dari sepasangganglia cerebrales dengan berkas saraf medio-ventral yang memanjang di sepanjang tubuhnya dengan ganglia pada tiap segmen, kebanyakan bersifat hermaprodit, tetapi ada yang bersifat gonochoristis serta ada juga yang mempunyai kemampuan untuk melakukan regenerasi.
5.      Filum annelida diklasifikasikan menjadi tiga kelas berdasarkan keadaan rambut pada permukaan tubuhnya, yaitu kelas Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinae. Polychaeta merupakan cacing yang memiliki banyak setae. Contoh dari kelas ini adalah Nereis¸ Chartopretus, Arenicola Spirorbis, Serpula, dan Nereis. Oligochaeta merupakan cacing yang memiliki segmen-segmen yang jelas dengan jumlah setae yang sedikit  Kelas Oligichaeta dibagi menjadi dua ordo, yaitu ordo Terricolae dan ordo Limicolae.. Pada permukaan tubuh Hirudinae terdapat banyak lekukan-lekukan atau annuli dan tidak terdapat setae (kecuali pada Acanthobdella) atau parapodia. Kelas Hirudinae dapat dibagi menjadi beberapa famili, diantaranya famili Acanthobdellidae, Rhynchobdellidae, dan Gnathobdellidae.
6.      Annelida, khususnya acing tanah mempunyai peranan penting dalam pertanian, antara lain meningkatkan drainase, meningkatkan aerasi tanah, mempercepat pembentukan humus, mempunyai kemampuan untuk mengurangi keasaman tanah, serta dapat melunakkan tanah sehingga memungkinkan penetrasi akar dari suatu tumbuhan menjadi lebih mudah.

3.2      Saran

1.      Agar dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai filum Annelida sehingga didapatkan pemahaman yang lebih luas mengenai filum ini.
2.      Agar diberikan penjelasan yang lebih spesifik mengenai klasifikasi dari filum Annelida serta peranannya dalam kehidupan dari sumber yang lebih bervariasi.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. Tanpa tahun. Cacing Tanah. (Online), (http://www.sas.upenn.edu/~rlenet/Earthworms.html, diakses 2 April 2010).
Anonim b. Tanpa tahun. Cacing Tanah – dinding tubuh. (Online), (http://cronodon.com/BioTech/Earthworm.html, diakses 2 April 2010).
Anonim. 2009. Cacing tanah. (Online), (http://www.studentxpress.ie/educ/biology/bio2.html, diakses 2 April 2010).
Fox, Richard. 2007. Lumbricus terrestris. (Online), (http://webs.lander.edu/rsfox/invertebrates/lumbricus.html, diakses 2 April 2010).
Kastawi, Yusuf. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: UM Press.
Myers, P. 2001. Polychaeta. (Online), (http://animaldiversity.ummz.edu/site/accounts/information/Polychaeta.html, diakses 2 April 2010).
Myers, P. 2001. Hirudinae. (Online), (http://animaldiversity.ummz.edu/site/accounts/information/Hirudinae.html, diakses 2 April 2010).
Radiopetro. 1983. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Rouse, Greg W., Fredrik Pleijel, dan McHugh Damhnait. 2002. Annelida, Segmen cacing: bristleworm, ragworm, cacing tanah, lintah, dan sekutu mereka 07, Versi Agustus 2002. (Online), (http://tolweb.org/Annelida/24861/2002.08.07.htm, diakses 2 April 2010).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar