BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering menjumpai banyak debu yang diterpa angin . Dari
fenomena tersebut kita bisa mengetahui bahwa debu tersebut tersusun atas
partikel-partikel kecil yang sulit dilihat oleh mata kecuali dibantu dengan
mikroskop sehingga kita bisa melihatnya. Partikel-partikel itulah yang dalam
ilmu sains disebut dengan atom.
Atom merupakan unit terkecil dari suatu unsur
yang dapat melakukan penggabungan kimia. Sedangkan atom-atom tadi bergabung
menjadi sebuah unsur. Unsur adalah suatu zat yang tidak bisa dipisahkan lagi
menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan cara kimia.
Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, rasa keingintahuan para ilmuan
sangatlah tinggi tentang partikel-partikel kecil itu , sehingga mereka
mengadakan penelitian tentang hal itu untuk membuktikan apakah hal itu
berkaitan dengan kehidupan manusia?
Atas dasar inilah
sehingga para ahli dapat mengklasifikasikan bentuk-bentuk serta sifat-sifat
atom sehingga kita dapat lebih mudah untuk mempelajarinya. Maka dengan berbagai
argumen inilah penulis sangat tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai apa
itu atom, sistem periodik, serta bagaimana mengenai sifat-sifat yang ada di
dalamnya.
1.2
Rumusan
Masalah
a) Apakah
pengertian dari sistem periodik unsur dan konfigurasi elektron?
b) Bagaimanakah
hubungan sistem periodik unsur-unsur?
c) Bagaimanakah
sifat-sifat atom dan kepeiodikan?
d) Bagaimanakah
posisi hidrogen dalam sitem periodik unsur?
1.3
Tujuan
Penulisan
a)
Agar mahasiswa menjelaskan
sistem keperiodikan unsur beserta konfigurasinya.
b)
Agar mahasiswa
dapat mengetahui hubungan sistem
periodik unsur-unsur.
c)
Agar mahasiswa
mengetahui sifat-sifat atom dan keperiodikan.
d)
Agar mahasiswa
mengetahui posisi hidrogen dalam sistem keperiodikan.
1.4
Manfaat
Penulisan
Dengan disusunya
makalah ini, semoga memberikan manfaat positif bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sistem
Periodik dan Konfigurasi Elektron
2.1.1 Sistem Periodik
Tabel Sistem Periodik merupakan
suatu cara untuk menyusun dan mengklasifikasi unsur-unsur, dimana unsur-unsur
yang mirip sifatnya diletakkan pada kelompok yang sama.Tabel sistem periodik
ini dapat memudahkan kita untuk mengetahui sifat dari unsur tersebut.
Ada
beberapa macam pengelompokan unsur-unsur yaitu :
1. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan
System Lavoisier
Dalam sistem
ini pengklasifikasikan unsur di dasarkan pada kemampuan unsur itu untuk
menghantarkan listrik dan panas. Menurut sistem ini unsur di kelompokkan menjadi
dua jenis yaitu:
a. Unsur logam ( unsur yang dapat
menghantarkan listrik dan panas), misalnya besi, tembaga, perak, emas, dan
sebagainya.
b. Unsur non logam ( unsur yang tak
dapat menghantarkan arus listik dan panas), misalnya belerang, oksigen, klor,
nitrogen, arsen, fosfor, hydrogen, dan karbon.
Dari semua
unsur yang sudah di temukan pada masa itu. Sebagian besar unsur kurang lebih
70% adalah logam sehingga para ahli mengelompokkan unsur menjadi dua bagian
yaitu logam dan nonlogam antara lain sebagai berikut :
a)
Logam,
Sifat logam yaitu:
Dapat
menghantarkan panas dan listrik (kerapatan tinggi )
Mudah di bentuk atau padat (dapat di
tempat dan diregangkan seperti kawat).
Mengkilap
terlebih jika digosok.
Keelektron
positif. Pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar.
Bersifat
reduktor atau basa ( mengalami oksidasi = melepaskan elektron).
b)
Nonlogam
Sifat non
logam yaitu :
Tidak dapat
menghantarkan panas dan listrik (kerapatan rendah )
Yang
berwujud padat umumnya rapuh (sukar di bentuk).
Tidak
mengkilap atau buram
Ada yang
berwujud padat, cair, atau gas.
Bersifat
oksidator atau asam (Mengalami reduksi = menyerap elektron).
2.
Pengelompokan Unsur cara Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang
Dobereiner melihat adanya kemiripan sifat di antara beberapa unsur, lalu
mengelompokkannya menurut kemiripan sifat yang ada. Ternyata tiap kelompok
terdiri atas tiga unsur, sehingga disebut Triade.
Jika unsur-unsur dalam satu triade
tersebut disusun menurut kenaikan massa atom-atomnya, ternyata massa atom
maupun sifat-sifat unsur yang kedua merupakan rata-rata dari massa atom unsur
pertama dan ketiga. Penemuan ini memperlihatkan adanya hubungan antara massa
atom dengan sifat-sifat unsur.
Kelemahan pengelompokan ini terletak
pada kenyataan bahwa jumlah unsur yang memiliki kemiripan sifat tidak hanya 3
buah.
3.Pengelompokan Unsur
cara Chancourtois
Pengelompakan
dengan cara Chancourtois berdasarkan kenaikan berat atom.Unsur-unsur kimia
disusun membentuk spiral. Unsur-nsur yang mirip terletak pada kolo yang sama.
Secara matematis, penyusunan ketiga unsur kimia tersebut dapat dirumuskandengan
persamaan
Berat
atom = 7 + 16n; n = urutan unsur
3.
Pengelompokan Unsur cara Newlands
Tahun 1864, A.R. Newlands mengumumkan
penemuannya yang disebut hukum Oktaf. Unsur-unsur tersebut disusun berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya. Ternyata unsur-unsur yang berselisih 1 oktaf
(unsur nomor 1 dengan 8, unsur nomor 2 dengan 9, dst.) menunjukkan kemiripan
sifat atau bisa dikatakan terjadi perubahan sifat unsur yang teratur.
Kecenderungan tersebut dinyatakan sebagai hukum Oktaf Newland.
Jika unsur-unsur disusun berdasarkan
kenaikan massa atom maka sifat unsur tersebut akan berulang setelah unsur
kedelapan. Pada saat daftar Oktaf Newlands disusun, unsur-unsur gas mulia belum
ditemukan. Ternyata pengelompokan ini hanya sesuai untuk unsur-unsur ringan (Ar
rendah).
4.
Pengelompokan Unsur cara Mendeleyev
Tahun 1869, sarjana bangsa Rusia Dmitri
Ivanovich Mendeleyev berdasarkan pengamatannya terhadap 63 unsur yang sudah
dikenal saatitu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur fungsi periodik dari
massa atomrelatifnya. Hal itu berarti jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan
massaatom relatifnya, sifat-sifat tertentu akan berulang secara
periodik.Mendeleyev juga membuat suatu daftar periodik unsur. Unsur-unsuryang
mempunyai persamaan sifat ditempatkan dalam satu lajur vertikal yangdisebut
golongan.
Dalam mengelompokkan unsur-unsur,
Mendeleyev lebih menekankanpada persamaan sifat unsur dibandingkan dengan
kenaikan massa atomrelatifnya, sehingga terdapat tempat-tempat kosong dalam
tabel periodiktersebut. Tempat-tempat kosong ini yang kemudian diramalkan akan
diisiunsur-unsur yang waktu itu belum ditemukan. Di kemudian hari ramalanitu
terbukti dengan ditemukannya unsur-unsur yang mempunyai sifat-sifatyang mirip
sesuai ramalannya.
Kelemahan
Tabel Periodik Mendeleyev sebagai berikut.
a.Penempatan
unsur yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya karena
mempertahankan kemiripan sifat unsur dalam satu golongannya.
b.Masih banyak
unsur yang belum dikenal pada masa itu sehingga dalam tabel terdapat banyak
tempat kosong.
6. Pengelompokan Unsur Tabel
Periodik Modern
Tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan
bahwa urutan unsur dalam tabel periodik sesuai kenaikan nomor atom. Tabel
periodik modern yang disebut juga tabel periodik bentuk panjang, disusun
menurut kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Tabel periodik modern ini dapat
dikatakan sebagai penyempurnaan Tabel Periodik Mendeleyev.
Tabel periodik bentuk panjang
terdiri atas lajur vertikal (golongan) yang disusun menurut kemiripan sifat dan
lajur horizontal (periode) yang disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya.
a.Lajur vertikal
(golongan) ditulis dengan angka Romawi terdiri atas 18 golongan.
1) Golongan A (Golongan Utama)
Gol. IA : Alkali Gol.VA : Nitrogen
IIA : Alkali Tanah VIA : Kalkogen IIIA : Aluminium VIIA : Halogen IVA: Karbon
VIIIA (0): Gas Mulia
2) Golongan Transisi/Golongan Tambahan
(Golongan B), terbagi atas:
a) Golongan Transisi (Gol. B), yaitu :
IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB (VIII), IB, dan IIB.
b) Golongan Transisi Dalam, ada dua
deret yaitu :
(1) Deret
Lantanida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat dengan 57La).
(2) Deret
Aktinida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat dengan 89Ac).
Pada periode 6 golongan IIIB
terdapat 14 unsur yang sangat mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur Lantanida.
Demikian juga pada periode 7 yaitu unsur-unsur Aktinida. Supaya tabel tidak
terlalu panjang, unsur-unsur tersebut ditempatkan tersendiri pada bagian bawah
sistem periodik.
Golongan B terletak di antara
Golongan IIA dan IIIA. Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai
persamaan sifat karena mempunyai elektron valensi (elektron di kulit terluar)
yang sama.
Kongurasi
elektron adalah suatu cara penulisan yang
menunjukkan distribusi elektron dalam orbital-orbital pada kulit utama dan
subkulit. Pada penulisan konfigurasi elektron perlu dipertimbangkan tiga aturan
azas yaitu Prinsip Aufbau, Asas Larangan Pauli, dan Kaidah Hund.
Prinsip Aufbau
Elektron
pada suatu atom berusaha untuk menempati subkulit-subkulit yang berenergi
rendah, kemudian baru ke tingkat energi yang lebih tnggi. Dengan demikian, atom
berada pada tingkat energi minimum. Inilah yang disebut Prinsip Aufbau.
Urutan-urutan tingkat energi di tunjukkan pada gambar berikut ini:
1s
|
|||
2s
|
|||
3s
|
2p
|
||
4s
|
3p
|
||
5s
|
4p
|
3d
|
|
6s
|
5p
|
4d
|
|
7s
|
6p
|
5d
|
4f
|
Jadi
pengisian orbital dimulai dari orbital 1s, 2s, 2p, dan seterusnya. Pada gambar
dapat dilihat bahwa subkulit 3d mempunyai energi lebih tinggi dari pada
subkulit 4s. oleh karena itu,setelah 3p terisi penuh maka electron berikutnya
akan mengisi sub kulit 4s, baru kemudian akan mengisi subkulit 3d.
Kaidah Hund
Untuk
menyatakan distribusi elektron-elektron pada orbital-orbital subkulit, konfigurasi
elektron dapat dituliskan dalam bentuk diagram orbital. Suatu orbital
dilambangkan dengan strip, sedangkan dua elektron yang menghuni satu orbital
dilambangkan dengan dua anak panah yang berlawanan arah. Jika orbital hanya
mengandung satu elektron, anak panah dituliskan mengarah keatas.
Dalam
Kaidah Hund, dikemukakan oleh Friedrich Hund (1894-1968) pada tahun 1930,
disebutkan bahwa elektron-elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit
cenderung untuk tidak berpasangan. Elektron-elektron baru berpasangan
apabila pada subkulit itu sudah tidak
ada lagi orbital kosong.
Larangan Pauli
Pada
tahum 1928, Wolfgang Pauli (1900-1958) mengemukakan bahwa tidak ada dua
elektron dalam satu atom yang boleh mempunyai keempat bilangan kuantum yang
sama. Dua elektron yang mempunyai bilangan kuantum utama, azimuth, dan magnetik
yang sama dalam satu orbital, harus mempunyai spin yang berbeda. Kedua elektron
tersebut berpasangan .
Setiap
orbital mampu menampung maksimum dua elektron. Untuk mengimbangi gaya
tolak-manolak diantara elektron-elektron tersebut, dua elektron dalam satu
orbital selalu berotasi dalam arah yang berlawanan.
Subkulit
s (1 orbital) maksimum 2 elektron
Subkulit
p (3 orbital) maksimum 6 elektron
Subkulit
d (5 orbital) maksimum 10 elektron
Subkulit
f (7 orbital) maksimum 14 elektron
2.1.2 Golongan Unsur
Sifat
unsur-unsur bergantung pada konfigurasi elektron. Oleh karena itu unsure-unsur
dengan konfigurasi elektron mirip mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip.
Elektron yang paling menentukan sifat kimia unsur adalah elektron terluar
(elektron valensi). Elektron valensi adalah elektron terluar yang tidak terikat
kuat yang mempunyai peranan dalam pembentukan ikatan kimia. Berdasarkan
konfigurasi elektron, unsure-unsur dalam sistem periodik panjang dibagi dalam
empat blok:
Ø Unsur-unsur
blok s. konfigurasi elektronnya secara umum: ns1…2
Ø Unsur-unsur
blok p. Konfigurasi elektronnya secara umum: ns2 np1….6
Ø Unsur-unsur
blok d. konfigurasi elektronnya secara umum:
(n-1)s2
(n-1)p6 (n-1)d1…..10 ns2
Ø Unsur-unsur
blok f. Konfigurasi elektronnya secara umum:
(n-2)f1…..14
(n-1)s2 (n-1)p6 (n-1)d1…10 ns2
Tempat unsur- unsur
berdasarkan blok s,p,d,dan f ini dapat dilihat pada (Gambar ).
Gambar
Bagan Periodik Unsur Bentuk Panjang.
Oleh
karena unsur-unsur golongan gas mulia dahulu di duga tidak dapat bereaksi maka
unsur-unsur ini biasanya disebut golongan 0(nol). Unsur hidrogen mempunyai
sifat yang mirip dengan logam alkali tanah dan halogen, sehingga ada yang
menempatkan hydrogen di bagian atas golongan IA atau VIIIA, ataupun terpisah.
Unsur-unsur yang
termasuk blok s dan blok p disebut unsur-unsur utama atau unsur representatif.
Unsur-unsur ini biasanya disebut unsur golongan A, diberi nomor dari golongan
IA sampai golongan VIIIA. Unsur representatif disamping dinyatakan dengan
nomor, juga mempunyai nama tersendiri. Hal ini dapat dilihat di (tabel ).
Tabel
Unsur representative dan namanya.
Lambing golongan
|
Namagolongan
|
Konfigurasielektronterluar
|
IA
|
Alkali
|
Ns1
|
IIA
|
Alkali Tanah
|
Ns2
|
IIIA
|
Boron,Alumunium
|
Ns2 np1
|
IVA
|
Karbon
|
Ns2 np2
|
VA
|
Nitrogen, Fosfor
|
Ns2 np3
|
VIA
|
Oksigen, Blerang
|
Ns2 np4
|
VIIA
|
Halogen
|
Ns2 np5
|
VIIIA
|
Gas mulia
|
Ns2 np6
|
Unsur-unsur blok d
disebut unsur transisi dan biasanya diberi nama golongan B, kecuali untuk triade besi, triade platina ringan, dan
triade berat disebut golongan VIII. Nomor golongan unsur-unsur transisi dan
konfigurasi elektronnya dapat di lihat pada(tabel ).
Tabel
Unsur-unsur Transisi.
Konfigurasielektron
|
Nomorgolongan
|
(n-1)d1 ns2
|
IIIB
|
(n-1)d2 ns2
|
IVB
|
(n-1)d3 ns2
|
VB
|
(n-1)d4 ns2
|
VIB
|
(n-1)d5 ns2
|
VIIB
|
(n-1)d6 ns2
|
VIII
|
(n-1)d7 ns2
|
VIII
|
(n-1)d8 ns2
|
VIII
|
(n-1)d9 ns2
|
IB
|
(n-1)d10 ns2
|
IIB
|
Unsur-unsur blok f
disebut unsur-unsur transisi dalam. Unsur-unsur transisi dalam yang menyangkut
4f disebut lantanoida dan yang menyangkut 5f disebut aktinoida.
Unsur-unsur dapat juga
dibagi dalam tiga golongan yaitu: logam,
metaloida(semi logam), dan non logam. Logam adalah zat padat penghantar
panas dan listrik, mempunyai sifat kilap
logam dan sifat mekanik tertentu seperti kekuatan regang, kedapattempaan dan
keliatan. Unsur-unsur yang terletak disebelah kiri sistem periodik adalah
logam. Unsur-unsur nonlogam terletak disebelah kanan sistem periodik. Hydrogen
termasuk unsur nonlogam.
Pada umumnya
unsur-unsur ini tidak memiliki sifat logam dan pada keadaan normal terdapat
sebagai serbuk atau gas. Unsur-unsur metaloida memiliki sifat logam dan
nonlogam. Batas antara logam dan nonlogam tidak tajam, pada batas inilah letak
metaloida. Unsur-unsur metaloida dapat
dilihat pada (Gambar ).
Gambar letak logam, non logam, dan
metaloida dalam SPU. Kotak yang dihitamkan adalah tempat metaloida.
H
1
|
He
2
|
||||||
Li
3
|
Be
4
|
B
5
|
C
6
|
N
7
|
O
8
|
F
9
|
Ne
10
|
Na
11
|
Mg
12
|
Al
13
|
Si
14
|
P
15
|
S
16
|
Cl
17
|
Ar
18
|
K
19
|
Ca
20
|
Ga
31
|
Ge
32
|
As
33
|
Se
34
|
Br
35
|
Kr
36
|
Rb
37
|
Sr
38
|
In
49
|
Sn
50
|
Sb
51
|
Te
52
|
I
53
|
Xe
54
|
Cs
55
|
Ba
56
|
Ti
81
|
Pb
82
|
Bi
83
|
P
84
|
At
85
|
Rn
86
|
|
Logam
2.2
Hubungan
Sistem Periodik Unsur-unsur
Dalam tabel periodik modern, unsur-unsur dalam satu golongan memiliki
sifat-sifat yang mirip, demikian pula dalam satu periode memiliki sifat-sifat
beraturan. Kemiripan dan keteraturan sifat- sifat unsur dalam tabel periodik
ada kaitannya dengan konfigurasi elektron atom dari unsur-unsur itu.
2.2.1
Hubungan antara periode dan konfigurasi elektron
Konfigurasi
elektron dapat digunakan untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik.
Nomor golongan ditentukan dengan cara melihat elektron valensinya, sedengkan
nomor periode dengan cara menghitung jumlah kulit yang terisi elektron.
Contoh: Jumlah elektron maksimum yang dapat menghuni orbit-1 (n
= 1) adalah 2 elektron sehingga jumlah unsur yang terdapat dalam periode 1
adalah 2 macam. Demikian juga pada orbit ke-2 (n=2) dapat dihuni
maksimum oleh 8 elektron sehingga jumlah unsur pada periode 2 adalah 8 macam.
Jadi Hubungan antara periode dan konfigurasi elektrondapat
kita simpulkan :
2.2.2 Hubungan Golongan
dalam Tabel Periodik
Telah diketahui bahwa terdapat 8 golongan
pada sistem periodik modern, hal itu tentu akan menghasilkan hubungan antara
golongan tersebut. Di bawah ini merupakan sifat-sifat beberapa golongan dari
sistem periodik modern.
Golongan IA atau
golongan alkali.
Golongan alkali terdiri
atas unsure hiddroggen dan logam-logam alkali, yaitu litium ( Li), natrium
(Na), Kalium (K), rubidium ( Rb), sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Sifar
dari unsure golongan alkali antaran lain: Li sampai Cs bersifat logam, mengilap
seperti perak, lunnak dapat diiris dengan pisau, ,dan Fr berifat radioaktif.
Unsure golongan alkali secara langsung membentuk ion bermuatan (+1). Atom
hydrogen merupakan atom unsure bukan logam. Hydrogen ditempatkan kedalam
golongan IA walaupun sifat-sifatnya berbeda dengan unsure Li sampai Fr karena
hanya mempunyai sebuah elektron.
Golongan IIA
atau golongan alkali tanah
Golongan alkali tanah
terdiri atas unsure berilium (Be), magnesium(Mg), kalsium(Ca), stronsium(Sr),
barium(Ba), dan radium(Ra). Kemiripan sifat yang dimiliki unsure golongan IIA
dengan unsure golongan IA antara lain: logam, mengilap seperti perak.
Golongan VIIA
atau golongan halogen
Golongan VIIA atau
golongan halogen terdiri dari fluor (F), klor(Cl), brom(Br), iod(I), dan astatine(At).
Sifat-sifat unsure fluor sampai iod adalah non logam, dapat membentuk molekul
dwiatom ( dua atom). Contohnya: F2, Cl2, Br2,dan
I2. Astatin (At) merupakan unsure yang bersifat radioaktif).
Golongan VIIIA
atau golongan gas mulia.
Golongan gas mulia
terdiri atas unsure helium ( He), neon( Ne), argon (Ar), kripton( Kr), Xenon (
Xe), dan radon( Rn). Sifat-sifat dari unsure golongan ini pada suhu kamar semua
berwujud gas, molekulnya terdiri dari satu atom (mono atom), dan sangat sukar bereaksi.
2.2.2
Periode dalam Tabel Periodik Modern.
Periode 1: terdiri dari 2 unsur, hydrogen dan helium. Periode ini disebut periode
sangat pendek.
Periode 2: terdiri dari 8 unsur, yaitu litium,, berkelium,boron, karbon, nitrogen,
oksigen, fluor, dan neon. Periode ini disebut periode pendek.
Periode 3: terdiri dari 8 unsur, yaitu natrium, magnesium, aluminium, silicon,
fosfor, belerang, klor dan argon. Periode ini disebut periode pendek.
Periode 4 dan 5 : masing-masing terdiri dari 18 unsur.
Periode ini disebut periode panjang.
Periode 6: berisi 32 unsur, disebut periode sangat panjang. Dalam pariode ini
terdapat 14 unsur yang dikenal dengan unsure-unsur lantanida, yaitu unsure
dengan nomor atom 57 sampai dengan 71. Keempat belas unsure lantanida
ditempatkan dibagian bawah table periodic.
Periodik 7: merupakan periode yang sangat panjang tetapi belum berisi penuh
disebut periodi belum lengkap ( baru terisi 23 unsur). Pada periodi ini
terdapat unsure-unsur aktinida karena terletak satu kotak
dengan atom actinium ( 89 Ac) keempat belas unsure
aktinida ditempatkan dibagian bawah table periodik.
2.3 Sifat-sifat Atom dan Keperiodikannya
2.3.1 Kemiripan
Vertikal, Diagonal, dan Horizontal
Kemiripan sifat unsur dalam sistem periodik dapat dikelompokkan dalam
kemiripan vertikal, kemiripan horizontal, dan kemiripan diagonal.
Ø Kemiripan
vertical
Dalam satu golongan dari atas kebawah
dalam sistem periodik unsur, unsur-unsur memiliki sifat yang mirip karena
mempunyai elektron valensi yang sama.
Ø Kemiripan
horizontal
Ada unsur-unsur dalam satu periode yang
sifatnya mirip, misalnya triade besi(Fe, Co, Ni), triade platina (Ru, Rh, Pd),
triade platina berat (Os, Ir, Pt). kemiripan sifat ini dapat dijelaskan dari
jari-jari atom yang hamper sama besarnya.
Ø Kemiripan diagonal
Kemiripan ini terrbatas pada bagian atas
sebelah kiri sistem periodik.Contohnya adalah kemiripan sifat antara litium dan
magnesium.Hal ini karena kedua unsur ini mempunyai keeloktronegatifan,
jari-jairi atom, dan jari-jari ion yang mirip. Kemiripan sifat unsur yang lain
secara diagonal dapat dilihat pada bagian dibawah ini.
Li Be B
C
↓ ↓ ↓
Na
Mg Al Si
Bilangan oksidasi unsur-unsur ini sesuai
dengan golongan, tetapi sifat asam basa dan sifat fisiknya manunjukkan
kemiripan diagonal.
2.3.2
Volume
Atom
Sebuah
atom dapat digambarkan berbentuk bola, sehingga volume atom sebanding dengan
jari-jari atom. Jari-jari atom merupakan jarak elektron terluar ke inti
atom.Jadi dalam satu periode dari kiri ke
kanan volume atom semakin besar.Hal itu disebabkan dari atas ke bawah
jumlah kulit atom bertambah sehingga jarak kulit terluar ke inti semakin
jauh.Dan apabila dalam satu golongan dari
atas ke bawah semakin kecil.Hal itu disebabkan unsur-unsur seperiode dari
kiri ke kanan muatan inti bertambah, sehingga elektron semakin tertyarik ke
inti dan jaraknya semakin dekat.
2.3.3 Titik Leleh dan
Titik Didih
a. Titik leleh
Titik
leleh didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah menjadi cairan
pada tekanannya satu atmosfer. Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami
perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan. Oleh karena itu tekanan
biasanya tidak dilaporkan pada penentuan titik leleh , kecuali kalau perbedaan
dengan tekanan normal terlalu besar. Pada umumnya titik leleh senyawa organik
mudah diamati sebab temperatur dimana pelelehan mulai terjadi hamper sama
dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya. Contohnya : suatu zat
dituliskan dengan range titik leleh 122,1°- 122,4°C dari pada titik lelehnya
122,2°C
Jika
zat padat yang diamati tidak murni , maka akan terjadi penyimpangan dari titik
leleh senyawa murninya. Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan
perluasan range titik leleh. Misalnya : suatu asam murni diamati titik lelehnya
pada temperatur 122,1°C – 122,4°C penambahan 20% zat padat lain akan
mengakibatkan perubahan titik lelehnya dari temperatur 122,1°C – 122,4°C
menjadi 115°C - 119°C. Rata – rata titik lelehnya lebih rendah 5°C dan range
temperatur akan berubah dari 0,3°C jadi 4°C.
Atom-atom
unsur alkali terikat dalam struktur terjenjal oleh ikatan logam yang lemah ,
karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah
jika jari-jari bertambah besar. Oleh sebab itu titik leleh berkurang dari atas
ke bawah dalam satu golongan. Sedangkan pada unsur halogen yang berada dalam
keadaan padat berupa kristal terikat oleh Gaya Van der Waals yang lemah. Gaya
ini bertambah jika jari-jari bertambah besar. Oleh sebab itu titik leleh
bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik leleh bargantung pada
kekuatan relatif dari ikatan. Dalam satu golongan unsur transisi dari atas ke
bawah kekuatan ikatan bartambah, jadi titik leleh bertambah. Unsur C dan Si
yang mempunyai struktur kovalen yang sangat besar mempunyai titik leleh tinggi.
Titik
leleh dari gas mulia ditentukan oleh besarnya nomor atom. Semakin besar nomor
atom maka titik lelehnya makin tinggi. Itu berarti ikatan Van der Waals sangat
lemah. Sifat fisika dari karbon yaitu pada titik lelehnya adalah titik leleh
dari karbon sangat tinggi, sehingga karbon berbeda dengan non logam lainnya.
b. Titik didih
Titik
didih suatu cairan ialah temperatur pada mana tekanan uap yang meninggalkan
cairan sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar (
tekanan yang dikenakan ), mulai terbentuk gelembung-gelembung uap dalam cairan.
Karena tekanan uap dalam gelembung sama dengan tekanan udar, maka gelembung itu
dapat mendorong diri lewat permukaan dan bergerak ke fase gas di atas cairan ,
sehingga cairan itu mendidih. Titik didih air (dalam cairan lain) beraneka
ragam menrut tekanan udara. Dipergunakan titik didih air kurang dari 100°C,
karena tekanan udara kurang dari 1 atm.
Saat
air berada dalam keadaan mendidih, gelembung-gelembung besar mulai terbentuk
dalam cairan akan naik ke permukaan. Bila gelembung itu telah terbentuk, cairan
yang tadinya menempati ruang ini didorong dan permukaan cairan pada wadah
dipaksa naik untuk melawan tekanan ke bawah yang ditimbulkan oleh atmosfer.
Suhu pada saat cairan mendidih disebut “titik didih”. Jadi titik didih adalah
temperatur dimana tekanan uap = tekanan atmosfer.
Penambahan
kecepatan panas pada cairan yang mendidih akan mempercepat terbentuknya
gelembung uap air. Cairan pun akan lebih cepat mendidih , tapi suhu didih tidak
naik. Titik didih cairan tergantung pada besarnya tekanan atmosfer. Titik didih
pada tekanan 1 atm (760 torr) dinamakan sebagai “ titik didih normal “. Pada
tekanan yang lebih besar maka titik didihnya juga lebih tinggi, dan begitu juga
sebaliknya. Suhu yang tetap konstan dari cairan yang mendidih dapat dibuktikan
bila kita merebus makanan. Waktu air mendidih , suhu akan tetap selama ada air
disekeliling makanan tersebut berarti selama airnya belum habis makanan tak ada
yang hangus. Itu membuktikan bahwa titik didih berubah dengan berubahnya
tekanan.
Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya Gaya tarik antara molekul cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat , titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tariknya lemah maka titik didihnya rendah. Ketergantungan titik didih pada gaya tarik antar molekul dimana titik didih beberapa senyawa halogen dari unsur – unsur golongan IVA, VA , VIA , dan VII A, dibandingkan. Mari kita lihat senyawa pada golongan IV A terlebih dahulu karena bentuknya yang ideal , yaitu ukuran atom yang naik dari atas ke bawah ( dari CH4 ke GeH4 ). Sedangkan titik didih naik sesuai dengan naiknya gaya London. Kecenderungan yang sama terlihat pada senyawa berhidrogen dari unsur-unsur golongan lain dimulai pada periode ketiga. Tetapi H2O, NH3, dan HF mempunyai titik didih yang lebih tinggi karena adanya Gaya London antar molekulnya.
Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya Gaya tarik antara molekul cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat , titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tariknya lemah maka titik didihnya rendah. Ketergantungan titik didih pada gaya tarik antar molekul dimana titik didih beberapa senyawa halogen dari unsur – unsur golongan IVA, VA , VIA , dan VII A, dibandingkan. Mari kita lihat senyawa pada golongan IV A terlebih dahulu karena bentuknya yang ideal , yaitu ukuran atom yang naik dari atas ke bawah ( dari CH4 ke GeH4 ). Sedangkan titik didih naik sesuai dengan naiknya gaya London. Kecenderungan yang sama terlihat pada senyawa berhidrogen dari unsur-unsur golongan lain dimulai pada periode ketiga. Tetapi H2O, NH3, dan HF mempunyai titik didih yang lebih tinggi karena adanya Gaya London antar molekulnya.
Dalam
satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan: unsur-unsur golongan IA –
IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah; unsur-unsur
golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi.
2.3.3
Energi
Ionisasi
Energi
ionisasi didefinisikan sebagai energi minimum yang dibutuhkan suatu atom netral
yang berwujud gas untuk melepaskan elekton terluar sehingga membentuk ion
positif.
Suatu
atom unsurakanberubahmenjadi ion positifbilamelepaskanelektron.
Untukmelepaskanelektrondarisuatu atom unsur gas diperlukanenergi, yang
dikenalndenganenergiionisasi. Sesuaidenganbanyaknyaelektron yang
dilepasolehsuatu atom, makadikenal energy ionisasipertama, kedua,
danseterusnya. Elektron yang dilepasadalahelektron yang berada di orbital yang
paling luar. Beberapahargaenergiionisasidapatdilihatpadatable .Berdasarkanhargaenergiionisasi
yang adapadatabelternyatabahwaenergiionisasipertamaadalah yang paling kecil.
Hal inimenunjukkanbahwalebihmudahmelepaskanelektrondari ion yang
bermuatanpositif.
Tabelbeberapahargaenergiionisasisuatuunsur
Energi
(KJ mol-1)
|
|||||||
Z
|
Atom
|
Ke-1
|
Ke-2
|
Ke-3
|
Ke-4
|
Ke-5
|
Ke-6
|
1
|
H
|
1312
|
|||||
2
|
He
|
2371
|
5247
|
||||
3
|
Li
|
520
|
7297
|
11810
|
|||
4
|
Be
|
900
|
1757
|
14840
|
21000
|
||
5
|
B
|
800
|
2430
|
3659
|
25020
|
32810
|
|
6
|
C
|
1086
|
2352
|
4619
|
6221
|
37800
|
47300
|
7
|
N
|
1402
|
2857
|
4577
|
7473
|
9443
|
53250
|
8
|
O
|
1314
|
3391
|
5301
|
7468
|
10980
|
13320
|
9
|
F
|
1681
|
3375
|
6045
|
8418
|
11020
|
15160
|
10
|
Ne
|
2080
|
3963
|
6276
|
9376
|
12190
|
15230
|
11
|
Na
|
495,8
|
4565
|
6912
|
9540
|
13360
|
16610
|
12
|
Mg
|
737,6
|
1450
|
7732
|
10550
|
13620
|
18000
|
13
|
Al
|
577,4
|
1816
|
2744
|
11580
|
15030
|
18370
|
14
|
Si
|
786,2
|
1577
|
3229
|
4356
|
16080
|
19790
|
15
|
P
|
1012
|
1896
|
2910
|
4954
|
6272
|
21270
|
Energi ionisasi atau potensial
ionisasi pada dasarya berhubungan dengan kekuatan terikatnya elektron terluar
pada atom. Energi ionisasi ini dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran atom atau ion yaitu muatan
inti, konfigurasi elektron, dan pengaruh perisai dari elektron bagian dalam.
Sebagai aturan umum untuk unsur-unsur dalam suatu golongan ataun perioda,
energi ionisasi pertama berkurang jika ukuran atom bertambah. Denagn demikian
dari atas ke bawah dalm satu golongan harga energi ionosasi cenderung bertambah
besar, tetapi bertambahnya tidak teratur. Dalam hal ini dijumpai misalnya untuk
perioda kedua harga energi ionisasi untuk Be lebih besar dari energi ionisasi
B, dan energi ionisasi N lebih besar dari energi ionisasi O.
Energi ionisasi unsur-unsur gas mulia (golongan
VIIIA) berada pada puncak grafik.Sebaliknya, energi ionisasi unsur-unsur
golongan IA berada paling bawah.Hal ini menunjukkan bahwa Energi
ionisasi dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar dan apabila dalam
satu golongan dari atas ke bawah energinya semakin cenderung kecil.
2.3.5
Afinitas
Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang
dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas pada waktu menerima satu elektron
sehingga terbentuk ion negatif.
a. Dalam satu golongan
dari atas ke bawah afinitas elektron semakin kecil.
b. Dalam satu
periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar.
Penjelasan:
Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi
dibebaskan dinyatakan dengan tanda negatif (-). Apabila ion negatif yang
terbentuk tidak stabil, energi diperlukan/diserap dinyatakan dengan tanda
positif (+).
Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi
dibandingkan dengan energi ionisasi. Unsur-unsur halogen (Gol. VII A) mempunyai
afinitas elektron paling besar/paling negatif yang berarti paling mudah
menerima elektron. Kecenderungan afinitas elektron menunjukkan pola yang sama
dengan pola kecenderungan energi ionisasi.
2.3.6
Jari-Jari
Atom dan Jari-Jari Ion
Kulit
valensi atom dapat memberikan gambaran relatif terhadap volum atom atau
jari-jari atom itu. Dapat dinyatakan bahwa jari-jari atommerupakan
jarak dari inti atom hingga kulit elektron paling luar (kulit valensi) dari
atom.
Jari-jari
atom tidak dapat diukur secara langsung; nilainya hanya merupakan hasil
perkiraan berdasarkan ukuran molekulnya.
Jari-jari
atom dalam satu golongan dari kiri ke kanan semakin besar dan dalam satu
periode dari atas ke bawah semakin kecil.
Jari-jari
ion adalah jari-jari kation atau anion. Jari-jari ion mempengaruhi sifat-sifat
fisika dan kimia suatu senyawa ionik.
Pada
umumnya ukuran ion positif lebih kecil dari atom netralnya dan ion negatif
ukurannya lebih besar dari atom netralnya.
Gambar Jari-Jari Atom Unsur-Unsur
2.3.7 Keelektronegatifan
Kecenderungan
setiap unsur dalam menarik elektron berbeda-beda.Besarnya kece derungan suatu
atom untuk menarik elektron disebut keelegtronegatifan.Nilai keelegtronegatifan
berkaitan dengan afinitas elektron dan energi ionisasi.Nilai kelegtronegatifan
pertama kali dinyatakan oleh Linus
Pauling sehingga nilai keelegtronegatifan dikenal dengan istilah Pauling.Dalam suatu periode,
keelektronegatifan unsur-unsur dari ke kiri ke kanan semakin besar dan dalam
satu golongan,dari atas ke bawah semakin kecil.
Penjelasan:
Tidak ada sifat tertentu yang dapat diukur untuk
menetukan/membandingkan keelektronegatifan unsur-unsur.
Energi ionisasi dan afinitas
elektron berkaitan dengan besarnya daya tarik elektron. Semakin besar daya
tarik elektron semakin besar energi ionisasi, juga semakin besar (semakin
negatif) afinitas elektron.
Jadi, suatu unsur (misalnya fluor)
yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar akan mempunyai
keelektronegatifan yang besar.
Semakin besar keelektronegatifan,
unsur cenderung makin mudah membentuk ion negatif. Semakin kecil
keelektronegatifan, unsur cenderung makin sulit membentuk ion negatif, dan
cenderung semakin mudah membentuk ion positif.
2.3.8
Keelektronegatifan
Asam Basa
Kekuatandanperubahankekuatanasamdanbasadariunsurdalamgolongan
yang samadapatdipelajaridarijari-jaridankeelektronegatifan atom sentral yang
mengikat proton. Olehkarenajari-jaridankeelektronegatifanmerupakansifat
periodic. Dalamsatugolonganjari-jari ion bertambahbesardariataskebawah,
sedangkankeelektronegatifanbertambahkecil. Keduaperubahaninimenyebabkanikatan
yang makinlemahdariataskebawahuntukunsur-unsurgolongan VIA dan VIIA dengan
hydrogen. Dengandemikianakandiperolehkekuatanasam yang makinbesar.
H2O < H2S
< H2Te
H2Te
lebihbanyakmengalamidisosiasi. PerludiperhatikanbahwaHCl, HBr, dan HI semuanya
100% teruraidalam air. Untukasam-asamoksidenganrumusumum H – OZ,
kekuatanasambertambahjikakeelektronegatifan Z bertambah.
HIO <HBrO<HClO
Untukasam
yang jumlahoksigennyabervariasi,
makakekeutanasambertambahjikajumlahoksigenbertambah.
HClO< HClO2<HClO3<
HClO4
Selainitupenggunaan
atom yang lebihbesarkeelektronegatifannyaakanmenghasilkanasam yang lebihkuat.
CH3 COOH <
CH2 BrCOOH< CH2 ClCOOH< CH2 FCOOH
CH3 COOH <CH2
FC OOH < CHF2 COOH < CF3 COOH
Keperiodikansifatunsurmaupunsenyawamasihbanyakdanabdadapatmengkajisendiri.
2.4 Posisi Hidrogen
dalam Sistem Periodik Unsur
Ditinjau dari sifat
elektronik atau valensi, karena hidrogen dapat membentuk senyawa positif
(misalnya HCl) maupun negatif (misalnya NaH), hidrogen dapat digolongkan baik
dalam golongan I maupun golongan VI. Sebaliknya bila kita meninjau dari sifat
kesamaan elektronegativitas, hidrogen dapat digolongkan menjadi satu golongan
dengan unsur-unsur golongan IV, terutama karbon. Kulit terluar hidrogen diisi
elektron hanya setengah dari kapasitasnya, sama seperti karbon, sehingga kedua
atom ini mampu membentuk ikatan kovalen.
Di tengah begitu pesatnya
perkembangan kimia, mengapa diskusi tentang penempatan hidrogen tidak mendapat
perhatian para ilmuwan kimia? Penempatan hidrogen pada golongan pertama
mungkinlah hanya sebuah penomoran dari suatu unsur. Penempatan hidrogen pada
golongan logam alkali dikarenakan atom ini hanya memiliki satu elektron pada
kulit terluar. Seperti kita ketahui, hidrogen merupakan unsur non logam, maka
penempatan ini hanya dikarenakan faktor satu elektron, tanpa mengindahkan
konteks dari sifat kimia atom tersebut.
Akan tetapi, sifat-sifat
hidrogen yang menyimpan misteri membuat perdebatan tentang penggolongannya pada
tabel periodik masih terus berlanjut. Tapi kalau kita mau berpikir lebih jauh
tentang sifat dari hidrogen tersebut, mungkin lebih tepat kalau hidrogen
ditempatkan segolongan dengan karbon dan silikon.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan materi di atas dapat disimpulkan bahwa.
1. Tabel
Sistem Periodik merupakan suatu cara untuk menyusun danmengklasifikasi
unsur-unsur, dimana unsur-unsur yang mirip sifatnyadiletakkan pada kelompok
yang sama.
2. Konfigurasi
elektron sebuah atom adalah cara elektron-elektrondidistribusikan antara
orbial-orbital.
3. Nomor
golongan ditentukan dengan cara melihat elektron valensinya, sedengkan nomor
periode dengan cara menghitung jumlah kulit yang terisi elektron.
4. Sifat
atom dapat dilihat dari sisi kemiripan vertikal, horisontal, diagonal; volume
atom;jari-jari atom dan jari-jari ion; titik leleh dan titik didih;afinitas
elektron; energi ionisasi; keelektronegatifan; keelektronegatifan sifat asam basa.
5. Posisi
hidrogen terletak di golongan alkali, tetapi hidrogen bukan unsur golongan
alkali.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Brady,James E. 1994. Kimia Universitas (Asas dan Struktur) jilid
1 edisi kelima.
Jakarta:Erlangga
Burns,Ralph A. 1995. Fundamental of Chemistry. Singapore :
Longman
Chang,Raymond.
2004. Kimia Dasar (Konsep-konsep inti)
jilid 1 edisi ketiga. Jakarta:Erlangga
Firman,
Harry. Liliasari. 1993. Kimia 1 Untuk
Sekolah Menengah Umum Kelas 1. Jakarta: Balai Pustaka
Herron,J. Dudley,et.al.1993.Chemistry.Massachusets:D.C.Heath Company
Hill,Graham C,et.al. 1995. Chemistry in context. Ontario: Nelson
Justiana,Sandri. 2009. Chemestry for senior high school 1.
Jakarta:Erlangga
Petrucci,
Ralph H.1993. Kimia Dasar Prinsip dan
Penerapan Modern. Jakarta : Suminar Erlangga
Purba,Michael . 2006. Kimia. Jakarta: Erlangga
Ranawidjaja,
Jahja, dkk. 1979. Kimia 1 Untuk Sma. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Respati. 1981. Dasar-Dasar Ilmu Kimia. Yogyakarta : Aksara Baru
Sukarna,
I Made. 2003. Common Textbook Kimia Dasar
1.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta PESS
Soetrisno.2003.Digolongan
mana hidrogen ditempatkan. (online), ( http://www.chem- istry.org/tanya_pakar/di_golongan_mana_hidrogen_layak_ditempatkan/),
diakses 17 Desember 2012
Sunjaya, Akhmad . 1982. Ilmu Kimia Umum.Surabaya : Sinar Wijaya
Utami,Budi.
2011. Sifat Periodik Unsur: Sifat Logam,Titik Leleh, Titik
Didih. (online), (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/tabel-periodik-unsur-dan-struktur-atom/sifat-periodik-unsur-sifat-logam-titik-leleh-dan-titik-didih/),
diakses 17 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar